Pemakaian Gadget Berlebih Oleh Anak - Anak Dapat Berdampak Negatif Bagi Pertumbuhannya

Tarakan,- Laju perkembangan teknologi saat ini telah menjalar ke berbagai sisi kehidupan masyarakat, dari hal yang terbesar sampai dengan yang terkecil sekalipun tidak lepas dengan yang namanya alat teknologi digital, seperti Telepon Genggam (Hand Phone), Tablet, Laptop, atau yang sering disebut Gadget.

Seperti diketahui, dengan gadget seseorang dapat melakukan banyak hal tanpa harus bersusah payah, misalnya yang bersangkutan dapat berkomunikasi tidak via suara saja melainkan bisa komunikasi dengan bertatap muka. Kemudahan lain yang ditawarkan gadget dapat melakukan bisnis/usaha menggunakan aplikasi yang terdapat didalamnya, ataupun pengguna gadget dapat mencari berbagai informasi dengan satu – dua sentuhan.

Dijelaskan Asesor Badan Kepegawain Daerah Kota Tarakan, Sulistiyowati, S.Psi., gadget tidak hanya memberi dampak positif bagi penggunanya, namun dampak negatifpun bisa muncul, terlebih jika si penguna masih belum bisa mengoptimalkan gadget yang dimiliki dengan baik.

Menurut Sulistiyowati, saat ini anak - anak usia 2 - 3 tahun sudah dapat mengunakan (mengoprasikan) gadget, dimana mereka memainkan aplikasi game yang diinstal oleh orang tuanya. Namun menurutnya, ada yang hilang dari mereka, dimana mereka lebih banyak mengunakan itu (baca, gadget) didalam kesehariannya. Padahal fase diusia seperti ini (masa kananak - kanak) mereka seharusnya sedang menyesuaikan dengan tahapan - tahapan perkembangan fisiknya.

Ada tugas yang harus diselesaikan diusia mereka papar Sulistiyowati, misalnya diusia 2 tahun, tugas perkembangannya dituntut secara motorik harus dilatih secara keterampilan tanggan, kaki, serta bersosialisasi terhadap lingkungan sekitarnya. Tetapi bila pada saat anak - anak lebih banyak mengunakan (baca, menghabiskan waktu) gadget, otomatis dia tidak bergerak, padahal si anak harus banyak beraktifitas dan mengeksplor lingkungannya. Serta melakukan tuntutan tugas dari sisi emosional, dan yang tidak kalah penting si anak belajar bagaimana berbagi dengan teman lainnya tentang permainan (yang menggunakan fisik).

“Dengan gadget, mereka lebih asik dengan dirinya sendiri. Sehingga secara aspek perasaan emosi, anak kurang dapat berkembang,” kata Sulistiyowati, di ruang kerjanya, Jumat (23/10) lalu.

“Saya melihat pembentukan karakter yang lebih rentan dari anak-anak jaman sekarang. Daya tahannya terhadap stress serta keuletan dia ketika menghadapi masalah, berbeda dengan jaman (kita) kecil dulu. Kita lebih banyak bermain yang sifatnya lebih mengeksplor pontesi diri, sedangkan anak - anak sekarang kebanyak instant yang diberikan, sehingga (sisi) ketangguhannya berbeda,” bebernya.

Oleh sebab itu, para orang tua harus lebih bijak dalam memberikan gadget, mulai skala kebutuhan, ketepatannya, serta sisi pengawasannya melibatkan peran orang tua. Dalam suatu kesibukan/kegiatan yang dilakukan harus lebih edukatif ketimbang mereka sesuatu sibuk sendiri atau bermain gadget. Orang tua harus melibatkan anak-anak menjadi tim, serta memberikan pekerjaan yang ringan dirumah, otomatis empatinya kepada orang tua akan tumbuh dan merasa bagian dari keluarga, sehingga si anak tidak mencari orang lain (baca, figur) yang dibutuhkannya.

OZ – DD, Diskominfo Tarakan

Sumber : Website Resmi Pemerintah Kota Tarakan

Share this

Share on FacebookTweet on TwitterPlus on Google+