Doa Syekh Ibnu Atha'illah

Doa Syekh Ibnu Atha'illah

DOA DARI SANG SYEKH

الهي ترددي في الاثار يوجب بعد المزار فاجمعني عليك بخدمة توصلني اليك

Ya Allah... Putaran petualanganku di alam benda ini menyebabkan jauhnya perjalananku, karena itu dekatkanlah aku kepada-Mu dengan suatu amal yang dapat segara menghantarkanku sampai kepada-Mu. 

--Syekh Ibnu Atha'illah.

Sumber FB : Tasawuf Underground

14 Oktober 2020  · 

Doa Setelah Sholat Fardhu

 Bacaan Doa Setelah Sholat Fardhu

Doa Setelah Sholat Fardu - Doa Kajian Islam Tarakan

DOA YANG MUDAH DIHAFAL SELEPAS SOLAT

▪Bismillahirrahmanirrahim, alhamdulillahirobbil ‘alamin, wassolatu wassalaamu ‘alaa sayyidina muhammadin ashrofil mursalin, wa’alaa aalihi wasohbihi ajma’in.

▪Allahumma ahyina bil iimaan, wa amitna bil iimaan, wa adkhilnal jannata ma’al iimaan, Allahummaghfirlana zunuubana waliwaa lidaina warhamhuma kamaa robbayaanaa soghiro,

▪Allahummakhtim lanaa bi husnil khotimah, wala takhtim ‘alaina bi suu’il khotimah, robbana laa tuzigh qulubana ba’daiz hadaitana wahablana milladunka rohmatan innaka antal wahhab.

▪Robbana aatinaa fiddunya hasanah wafil aakhirotihasanah waqinaa ‘azaabannar, wasollallahu ‘ala sayyidina muhammadin wa’ala aalihi wasohbihi wasallam, walhamdulillahirobbil ‘alamiin.

Sumber FB : GUS BAHA Lovers

13 Oktober 2020· 

Inilah Sunnahku

Inilah Sunnahku - Artikel Kajian Islam Tarakan
“Inilah Sunnahku…”

Sunnah Rasulullah Saw tidak terbatas pada satu dimensi saja. Ada sunnah beliau yang berkaitan dengan masalah akidah (dalam konteks inilah makna sunnah dalam pemakaian ulama salaf ; dalam bidang akidah). Ada sunnah beliau yang berkaitan dengan ibadah. Ada sunnah beliau yang berkaitan dengan adat kebiasaan. 

Tapi ada yang menarik. Meskipun ada sunnah dalam akidah, ibadah, kebiasaan dan sebagainya, tapi tidak ada satu hadits pun dalam kutub sittah (sepanjang yang saya tahu) yang di dalamnya Rasulullah Saw menegaskan bahwa, “Inilah sunnahku…” (ada memang hadits dalam shahihain dengan redaksi: “Siapa yang tidak suka sunnahku maka ia bukan bagian dariku,” dan ini berkaitan dengan masalah menikah, puasa dan tidur di malam hari).

Satu-satunya hadits dimana Nabi menegaskan bahwa “inilah sunnahku…” justeru tidak berkaitan dengan masalah akidah atau ibadah sama sekali, melainkan dalam masalah kesucian hati. 

Perhatikan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam Sunan-nya berikut ini :

قال أنس بن مالك قال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم: يا بني، إن قدرت أن تصبح وتمسي ليس في قلبك غش لأحد فافعل، ثم قال لي: يا بني وذلك من سنتي، ومن أحيا سنتي فقد أحبني، ومن أحبني كان معي في الجنة. (قال الترمذي: هذا حديث حسن غريب من هذا الوجه)

Anas bin Malik berkata, “Rasulullah Saw bersabda padaku: “Ananda, kalau engkau bisa setiap pagi dan sore hari, di dalam hatimu tidak ada rasa benci pada siapapun juga maka lakukanlah. Ananda, inilah sunnahku. Siapa yang menghidupkan sunnahku berarti ia mencintaiku. Siapa yang mencintaiku ia akan bersamaku di surga.”

Tanpa mengabaikan sunnah-sunnah dalam bidang akidah, ibadah dan sebagainya, mari berikan perhatian yang lebih besar pada sunnah Nabi yang satu ini ; kebersihan hati. 

Kalau yang disorot selalu sunnah dalam masalah ibadah furu’iyyah, apalagi masalah penampilan luar, sementara sunnah yang lebih esensi yang langsung ditegaskan oleh Nabi melalui sabdanya: “inilah sunnahku…” diabaikan, tentu ini ibarat mencari penjahit tapi kapak hilang.

والله تعالى أعلم وأحكم

Sumber FB : Yendri Junaidi

7 Oktober 2020· 

Buku Trilogi Tentang Hubungan Antara Manhaj Salaf Dan Asyariyah Ahlussunnah


BUKU TRILOGI TENTANG HUBUNGAN ANTARA MANHAJ SALAF DAN ASY'ARIYAH AHLUSSUNNAH

Menjawab fitnah yang ditujukan kepada Asy'ariyah sudah banyak dilakukan oleh pakar dan sudah banyak pula buku yang ditulis tentang itu. Tetapi menjawab dan membuktikan bahwa akidah Asy'ariyah tidak menyelisihi akidah salaf ini yang masih jarang dilakukan. Yang dikhawatirkan, apabila penjelasan issu yang terakhir ini tidak dilakukan, adalah munculnya satu stigma bahwa akidah Asy'ariyah berbeda dengan akidah salaf atau akan lahir satu persepsi adanya dikotomi antara keduanya. Bukan hanya itu, konsep taqlid dalam furu' ijtihadiyyah, tasawuf sunni, bid'ah hasanah, isu hadits dhaif dan amalan-amalan lain Ahlussunnah wal Jama'ah juga harus dibuktikan jika semua itu tidak bertentangan dengan manhaj dan akidah Salaf, bahkan sebaliknya justru menapak tilasi konsep pemikiran mereka. 

Atas dasar itulah beberapa bulan terakhir ini saya mencoba mengetengahkan buku trilogi yang berthemakan seputar manhaj salaf untuk membuktikan bahwa Ahlussunnah wal Jama'ah Asy'ariyah tidak pernah menyelisihi manhaj dan usul yang telah digaris pandu-kan oleh generasi salaf yang mulia. 

*****

Narasi mengikuti salaf begitu amat mudah sekali dipropagandakan. Tetapi fakta ilmiah menunjukkan bahwa mereka yang selalu menjual dan menisbatkan diri kepada salaf tidak pernah mampu membuktikan nisbat mulia tersebut, baik dalam issu bid'ah hasanah, issu akidah, issu pengamalan hadits dhaif, issu taqlid dalam madzhab, issu tasawuf, dan issu amaliyah salaf. Dan justru Ahlussunnah wal Jama'ah dalam issu-issu diatas yang secara manhaji mengikuti salaf. Dan alhamdulilah buku tentang thema ini sudah pernah saya tulis dengan judul "Salafi Wahabi Bukan Pengikut Salaf" dan buku ini bisa didapatkan pada penerbit Global Pres Yogyakarta [Amirul Ulum]. Dalam buku ini, pembaca akan diajak menjelajah pemikiran salaf yang sejalan dengan doktrin-doktrin Ahlussunnah wal Jama'ah dalam berbagai hal [bukan hanya issu akidah]. 

Khusus debat akidah sifat Allah, tentang apakah sifat khabariyah termasuk mutasyabihat? Apakah salaf menggunakan methode tafwidh, itsbat dan ta'wil? Menjawab syubhat-syubhat pengikut madzhab itsbat yang berperan mengantarkan kepada tasybih, uraian dan penjelasan tentang sifat-sifat Allah yang seakan-akan Allah bertempat diatas, tentang pro kontra ilmu kalam, tentang fase tiga Imam al-Asy'ari, menjawab fitnah ulama' Asy'ariyah bertaubat, kritik tentang tauhid tiga, dan lain-lain, maka alhamdulilah saya telah menulis buku yang berjudul "Klaim Dusta Salafi Wahabi Tentang Akidah Salaf". Diantara kelebihan buku tebal ini adalah pembaca akan menemukan banyak sekali nukilan-nukilan ulama' yang kredibel untuk memantapkan akidah Ahlussunah Asya'irah dan juga banyak referensi debat ilmiyah. Misal tentang tafwidh sebagai akidah salaf, maka saya menukilkan lebih dari 36 ulama'. Buku ini juga dapat didapatkan pada penerbit Global Press Yogyakarta. 

Syubhat terus berlanjut. Dan pada puncak perdebatannya adalah tentang apakah benar bahwa Allah memiliki arah atas? Apakah doktrin akidah Allah wujud tanpa tempat dan arah menegasikan pernyataan salaf bahwa Allah 'ala arsy, Allah fissama'? Apakah menetapkan jihah atas bagi Allah adalah akidah salaf? Adakah perbedaan antara akidah Salafi Wahabi dengan Hanbali Atsari tentang Allah diatas? Apakah berdoa menghadap keatas menunjukkan Allah diatas? Benarkah Imam Haramain bertaubat mengikuti akidah Allah diatas? Apakah pro jihah bagi Allah dan yang kontra bisa dipersatukan? Dan lain-lain. Dan pertanyaan-pertanyaan tentang ini sungguh sangat menggangu jika kita tidak mampu menjawab dengan tepat dan ilmiyah. Dan Alhamdulilah saya telah menulis thema ini dalam buku "Akidah Salaf tentang Ketinggian Allah Atas Langit". Dan buku ini bisa didapatkan pada penerbit Sahifa [Jakarta]. Diantara kelebihan buku ini adalah themanya yang lebih fokus kepada masalah jihah atas bagi Allah dan issu Allah atas arsy serta ditulis dalam rangka menjawab syubhat-syubhat para pendaku salaf yang menyebutkan bahwa Asy'ariyah dalam issu ini menyelisihi ijma' salaf. 

[Buku terakhir masih PO hingga 6 Oktober dan dicetak terbatas]

Buku Trilogi Tentang Hubungan Antara Manhaj Salaf Dan Asy’ariyah Ahlussunnah

Buku Trilogi Tentang Hubungan Antara Manhaj Salaf Dan Asy’ariyah Ahlussunnah

Buku Trilogi Tentang Hubungan Antara Manhaj Salaf Dan Asy’ariyah Ahlussunnah

Sumber FB : Hidayat Nur bersama Amirul Ulum dan 2 lainnya.

29 September 2020· 

Qoute Islam

Doa Islam