Dugaan sementara, telah terjadi kesalahan teknis yang membuat pesawat tidak dapat mendarat dengan sempurna. Penyebab tergelincirnya pesawat ini belum bisa dipastikan, kendati demikian ada yang mengatakan sayap kanan pesawat sulit bergerak ketika posisisi mendarat. Akibat kejadian itu mesin sebelah kanan pesawat terlepas dari dudukannya.
Distrik Manager (DM) Sriwijaya Air Jambi, Fajar, mengaku belum bisa memastikan penyebab kecelakaan tersebut. Sebab, untuk memastikan penyebab tergelincirnya pesawat tersebut harus melalui investigasi. “‘Sejauh ini kita belum tahu pasti penyebab tergelincirnya pesawat tersebut, karena besok baru akan dilakukan investigasi oleh tim dari Komisi Nasional Keamaan Transportasi (KNKT),’’ tegasnya.
Tim KNKT, sambungnya, besok pagi (hari ini, red) akan berangkat dari Jakarta menuju Jambi sekitar pukul 08.00 WIB, direncanakan, sekitar pukul 09.00 WIB investigasi untuk mencari penyebab tergelincirnya pesawat tersebut mulai dilakukan.
Lantas, apa dugaan awal penyebab tergelincirnya pesawat tersebut? Fajar mengatakan, tergelincirnya pesawat itu disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain, landasan yang basah karena faktor cuaca dan bisa juga karena faktor human error (kesalahan manusia). “Kita tunggu saja hasil investigasi,” tegasnya lagi.
Sejauh ini, sambungnya, body pesawat masih berada di Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan belum dilakukan evakuasi. Namun demikian, dia berjanji akan secepatnya melakukan evakuasi tersebut. Evakuasi seperti itu harus mendapat persetujuan KNKT terlebih dahulu. “Untuk penumpang sudah kita evakuasi, semua selamat dan sudah kita larikan ke rumah sakit, tidak ada penumpang yang meninggal dunia, hanya luka-luka saja,” lanjutnya.
Sementara itu juru bicara Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), J.A Barata mengungkapkan, KNKT belum bisa memberikan argumentasi apapun mengenai tergelincirnya pesawat itu. Sebab, kejadian itu belum diteliti secara menyeluruh oleh tim ahli. Untuk itu besok tim KNKT akan meluncur ke Jambi untuk mengadakan penyeldikan. “Malam ini nggak dapat flight ke sana, jadi besok pagi penerbangan pertama kita baru ke sana,” ujarnya.
Dalam kecelakaan pesawat ini, KNKT mengirimkan tiga ahli yang dipimpin langsung Ketua KNKT Tatang Kurniadi, dan dua anggotanya yaitu Capt. Prita dan Saptandri. Untuk sementara, lanjut Barata, KNKT baru bisa memperoleh informasi dini seperti, noose wheel (hidung pesawat) patah, salah satu mesin (engine) pesawat lepas dan badan pesawat keluar sejauh 25 meter dari landasan. Meski begitu, dikabarkan semua penumpang selamat tapi ada yang luka-luka. “Informasi ini nggak cukup jadi mesti dicek lebih detail,” jelasnya.
KORBAN PETANI
Hingga tadi malam, ratusan warga sekitar masih memadati bandara STS Jambi untuk melihat secara langsung pesawat nahas itu. Menurut saksi mata yang melihat langsung peristiwa itu, pada saat pesawat tersebut terjerembab, para calon penumpang yang sedang menunggu di ruang tunggu (departure) bandara menjadi panik.
“Dari awal keberangkatan memang sudah berbeda. Sepertinya keberangkatan sangat dipaksakan oleh pihak maskapa Sriwijaya Air. saat kejadian, sayap pesawat tidak berkembang (katup udara), hingga pada saat pendaratan, sekitar 3 kursi penumpang lepas dan terpental ke arah depan,” kata Nirwan Yahya (36), salah satu penumpang.
Tergelincirnya Sriwijaya Air ini juga membuat satu keluarga celaka. Seno (50), Sri (50), dan Rahmat (5) yang saat kejadian menggarap lahan perkebunan sayur menjadi korban luka-luka. Seno yang membuka lokasi perkebunan tepat berada di ujung landasan bandara seketika pingsan saat pesawat tergelincir meluncur ke arahnya. Diduga, Seno terkena sayap pesawat yang tergelincir. Selain tak sadarkan diri, Seno mengalami patah dikedua kaki diserta luka serius di tangan kanan. Sedangkan Rahmat yang juga berada ditempat yang sama di duga terkena badan pesawat hingga menyebabkan 2 kakinya patah. Sementara Sri, istri Seno mengalami luka berat. (wir/jambi ekspress/jpnn)