Tarakan, Memasuki musim penghujan, penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Tarakan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Oleh sebab itu masyarakat dihimbau untuk waspada dan menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal karena trend penyakit DBD diprediksi akan terus meningkat di musim pancaroba seperti ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tarakan, Subono, sampaikan berdasarkan data
yang diperoleh Rumah Sakit se-Kota Tarakan, pasien penderita DBD
mengalami peningkatan di tahun 2015, peningkatan terjadi di bulan
September hingga berlanjut ke bulan Januari 2016 ini.
“Memang di musim seperti ini, sekitar bulan Apri, Mei dan Nopember,
biasanya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) memang tinggi di Kota
Tarakan,” kata Subono kepada Tarakan News, Jumat (05/02) lalu.
Berdasarkan data yang diperoleh, dari Tahun 2015 hingga berita ini diturunkan
tercatat sebanyak 474 penderita DBD di kota Tarakan, dan 1 jiwa meninggal dunia (usia anak –anak) di awal Tahun 2016.
Lebih lanjut Subono mengatakan, masyarakat juga harus cermat dalam
menyingkapi kasus DBD ini, bahkan jangan terlalu cepat menyimpulkan
si penderita terjangkit DBD. Karena hal ini harus ditentukan oleh diagnosa dokter hingga keluarnya hasil dari uji laboratorium. Dan bila hasilnya positif, baru dapat dikatakan yang bersangkutan terserang DBD. Kemudian barulah pihak terkait segera mengambil langkah cepat, jika memang benar dikawasan tersebut telah terjadi kasus penderita DBD.
“Jika demam saja, itu belum tentu DBD, tetapi lakukan pemeriksaan
secara tepat dengan melakukan uji lab. apakah ini benar - benar DBD,” ujarnya.
Salah satu contoh kasus, seperti yang dilaporkan dari warga Kampung Enam RT 4, mereka minta dilakukan Fogging (red, pengasapan). Namun pihak Dinkes Tarakan, papar Subono, mempunyai SOP (Standard Operating Procedure), dan jika hal itu sudah benar - benar positif barulah kemudian dilakukan PE (penyelidikan dilapangan).
“Misalkan sudah ada penularan, itu baru dilakukan Fogging,” terangnya.
Dinkes Kota Tarakan selalu mengingatkan/ mensosialisasikan kepada masyarakat untuk selalu lakukan gerakan 3M (Menguras – Membersihkan – Mengubur) Plus. Plus disini dapat dilakukan bermacam cara, misalnya dengan membersihkan air ditempat yang tergenang, mengunakan lotion anti nyamuk, mencegah tempat nyamuk bersembunyi seperi yang telah dilakuakan di daerah Selumit Pantai, yaitu Topi Anti DBD (TAD) untuk tempat penampungannya.
“Fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa, tetapi dengan melakukan
gerakan 3M Plus (dapat) mencegah berkembang biaknya nyamuk,” terang Subono.
Selain sosialisasi kepada masyarakat, Dinas Kesehatan telah melakukan langkah pencegahan dengan Larvanisasi, yakni membagikan bubuk Abate kepada masyarakat agar nyamuk tidak berkembang saat musim - musim puncak seperti ini. Kemudian juga bekerjasama dengan semua stake holders, mengajak masyarakat
untuk lebih giat lakukan gerakan 3M Plus seperti kerja bakti, gertak (gerakan serentak untuk membasmi nyamuk), kampaye atau himbauan via media atau selebaran leaflet.
Saat ditanyakan mengenai virus Zika yang saat ini mewabah diberbagai wilayah, Subono jelaskan, virus Zika bukan sejenis DBD tetapi gejala yang ditimbulkan mirip dan yang menyebarkan virus Zika sama denga DBD yakni serangga nyamuk. Sejauh ini belum ada laporan untuk kasus virus Zika di kota Tarakan.
OZ – DD, Diskominfo Tarakan
Sumber : http://tarakankota.go.id/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)