April 2008 merupakan suasana “berkabung” kota Tarakan pasalnya pada bulan itu PLN sebagai lembaga penyedia listrik untuk masyarakat tidak bekerja sebagai mestinya. Hal ini terlihat dengan terjadinya pemadaman secara bergilir dengan waktu tidak menentu. Melihat keadaan itu masyarakat langsung protes dan mereka melakukannya mulai lewat media local, warung kopi sampai di meja kerja.
Di gedung wakil rakyat masalah tersebut juga menjadi perbincangan serius dan mereka mempertanyakan hal itu. Pada awalnya mereka memperkirakan kejadian byar pet dalam waktu tidak menentu dan dengan durasi agak panjang itu merupakan kesalahan teknis. Tapi ketika terus berlanjut beberapa hari semua menjadi gerah termasuk personil wakil Rakyat.
“Wah mengapa bisa begini Bos” kata Ir yancong pada suatu ketika saat berdiskusi dengan rekan sejawatnya di Komisi II. Demikian juga yang lainya mempertanyaka hal itu. Dan puncaknya Ketua Komisi II Andi Lolo Bcm tidak dapat menahan keinginan untuk mempertanyakan hal itu kepada pihak PLN.
Ditemui diruang kerjannya Andi Lolo mengatakan pihaknya telah melakukan ricek dengan PLN terkait Byar pet yang tidak mengenal waktu itu. Dan mereka menjawab bahwa Mesin Pembangkit Listri Utama sedang dalam pemeliharaan (OverHaul)
Itu jawabannya dan mereka berjanji akan melakukan perbaikan secepatnya dan mencari solusi agar pemadaman secara beruntun dapat dielakan.
Terkait Protes warga bahwa Komisi II tidak pro aktif berkoordinasi dengan PLN mantan petinggi PT. Expan itu menapik. Kata ia, saaat ada tanda-tanda dilakukan pemadaman secara bergilir ia sudah melakukan kontak dengan menejemen PLN. Tapi alasan mereka tepat karena mesin Overhaul atau dalam pemeliharaan.
Saat ditanya tentang terkendalanya rencana pengoperasian mesin baru oleh PLN ia sangat menyayangkan. Ia sangat berharap PLN secepatnya mencari Solusi terhadap problem internalnya.
Pasalnya masyarakat akan mempertanyakan kebaradaan mesin itu lalu dikaitkan dengan kondisi Bayar Pet PLN.
Sementara itu Anggota komisi III H. Abdul Khair, SE sangat menyayangkan sistem kerja menejemen PLN. Ditemani beberapa wartawan local Vokalis Komisi III itu langsung kejuata laut mengunjungi letak pembangkit listrik seberat 87 ton itu. Pada Media ia mengatakan PLN masih kurang bagus dalam menerapkan menejemen kerja. Ini dapat dilihat dijuata dimana mesin pembangkit lsitrik yang datang beberapa bulan lalu belum dapat beroperasi. “alat mahal ini Belum dapat beroperasi padahal sudah beberapa bulan nongkorong disini’ kata pria yang juga pengusaha itu.
Ayung demikian panggilan akrab Politisi PBR ini menyatakan, PLN memang memilki alasan tersendiri tentang terkendalanya pengoperasian mesin baru itu. Yakni Pihak Kontraktor yang menangani mesin baru itu belum dapat memindahankanya dari juata laut ke lokasi kerja PLN. “alasan mereka kendaraan pengangkut alat seberat itu tidak tersedia di Tarakan’ tambah ia lagi.
Tapi itu soal teknis dan PLN harus sudah “membaca” hal itu dan berusaha menyiapakan solusi alternatif. Tapi sudahlah, kita harap PLN terus menjalankan kerjanya sebaik mungkin dan kejadian di bulan April lalu tidak terulang lagi, pinta ayung dengan bijak
Di gedung wakil rakyat masalah tersebut juga menjadi perbincangan serius dan mereka mempertanyakan hal itu. Pada awalnya mereka memperkirakan kejadian byar pet dalam waktu tidak menentu dan dengan durasi agak panjang itu merupakan kesalahan teknis. Tapi ketika terus berlanjut beberapa hari semua menjadi gerah termasuk personil wakil Rakyat.
“Wah mengapa bisa begini Bos” kata Ir yancong pada suatu ketika saat berdiskusi dengan rekan sejawatnya di Komisi II. Demikian juga yang lainya mempertanyaka hal itu. Dan puncaknya Ketua Komisi II Andi Lolo Bcm tidak dapat menahan keinginan untuk mempertanyakan hal itu kepada pihak PLN.
Ditemui diruang kerjannya Andi Lolo mengatakan pihaknya telah melakukan ricek dengan PLN terkait Byar pet yang tidak mengenal waktu itu. Dan mereka menjawab bahwa Mesin Pembangkit Listri Utama sedang dalam pemeliharaan (OverHaul)
Itu jawabannya dan mereka berjanji akan melakukan perbaikan secepatnya dan mencari solusi agar pemadaman secara beruntun dapat dielakan.
Terkait Protes warga bahwa Komisi II tidak pro aktif berkoordinasi dengan PLN mantan petinggi PT. Expan itu menapik. Kata ia, saaat ada tanda-tanda dilakukan pemadaman secara bergilir ia sudah melakukan kontak dengan menejemen PLN. Tapi alasan mereka tepat karena mesin Overhaul atau dalam pemeliharaan.
Saat ditanya tentang terkendalanya rencana pengoperasian mesin baru oleh PLN ia sangat menyayangkan. Ia sangat berharap PLN secepatnya mencari Solusi terhadap problem internalnya.
Pasalnya masyarakat akan mempertanyakan kebaradaan mesin itu lalu dikaitkan dengan kondisi Bayar Pet PLN.
Sementara itu Anggota komisi III H. Abdul Khair, SE sangat menyayangkan sistem kerja menejemen PLN. Ditemani beberapa wartawan local Vokalis Komisi III itu langsung kejuata laut mengunjungi letak pembangkit listrik seberat 87 ton itu. Pada Media ia mengatakan PLN masih kurang bagus dalam menerapkan menejemen kerja. Ini dapat dilihat dijuata dimana mesin pembangkit lsitrik yang datang beberapa bulan lalu belum dapat beroperasi. “alat mahal ini Belum dapat beroperasi padahal sudah beberapa bulan nongkorong disini’ kata pria yang juga pengusaha itu.
Ayung demikian panggilan akrab Politisi PBR ini menyatakan, PLN memang memilki alasan tersendiri tentang terkendalanya pengoperasian mesin baru itu. Yakni Pihak Kontraktor yang menangani mesin baru itu belum dapat memindahankanya dari juata laut ke lokasi kerja PLN. “alasan mereka kendaraan pengangkut alat seberat itu tidak tersedia di Tarakan’ tambah ia lagi.
Tapi itu soal teknis dan PLN harus sudah “membaca” hal itu dan berusaha menyiapakan solusi alternatif. Tapi sudahlah, kita harap PLN terus menjalankan kerjanya sebaik mungkin dan kejadian di bulan April lalu tidak terulang lagi, pinta ayung dengan bijak