Kepemimpinan yang Terabaikan

Kepemimpinan strategis adalah kepemimpinan yang berprinsip. Prinsip-prinsip tersebut menurut STEPHEN R. COVEY dalam Principle Centered Leadership terdiri dari : 1). Belajar terus menerus, mereka membaca, berlatih, dan mendengarkan masukan; 2). Berorientasi pada pelayanan, mereka melihat hidup sebagai suatu misi dan tidak hanya sebagai suatu karir; 3). Memancarkan energi positif, mereka optimistis, positif, dan modern; 4). Mempercayai orang lain, mereka tidak tidak berekasi berlebihan pada perilaku negatif, kritik dan kelemahan; 5). Hidup seimbang, mereka memperhatian keseimbangan jasmani dan rohani, antara yang tradisionil dan yang modern; 6). Melihat hidup sebagai petualangan, mereka menghargai hidup di luar kenyamanan; 7). Sinergistik, mereka memilih untuk memfokuskan diri pada kepentingan orang lain dan mampu membina energi-energi yang dimiliki organisasi; dan 8). Melaksanakan pembaharuan diri, mereka memiliki karakter yang kuat dan sehat, serta berdisiplin tinggi.

Efektivitas kepemimpinan dipengaruhi juga oleh metode mengarahkan bawahan yang digunakan oleh seorang pemimpin. Metode yang digunakan untuk mengarahkan bawahan agar mereka melakukan tugasnya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab senantiasa berbeda pada setiap situasi dan kondisi. Namun demikian terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan, diantaranya : 1). Metode persuasif (membujuk). Dengan cara penyadaran atau pembujukan untuk mempengaruhi atau membawa ke arah kesadaran untuk melakukan kewajibannya tanpa disadarinya. 2). Metode impilikatif (melibatkan). Dengan cara dialog dalam rangka membawa kepada sasaran yang diinginkan. 3). Metode sugestif (menganjurkan). Cara mempengaruhi bawahan untuk melakukan sesuatu dengan memberikan saran-saran dan harapan-harapan. 4). Metode diskusi. Dengan cara dialog antara pemimpin dengan bawahan dalam menentukan sasaran/tujuan organisasi. 5). Advise (nasehat). Dengan cara memberikan nasehat kepada bawahan terhadap tujuan yang akan dicapai organisasi. 6). Induecement (paksaan). Dengan cara memberikan dorongan atau penekanan kepada bawahan agar mau melaksanakan perintah atau harapan pemimpin. 7). Komando. Dengan cara yang lebih keras melalui perintah atau paksaan untuk melaksanakan perintah atau tugas tanpa ada alternatif lain.

Situasi dan kondisi lingkungan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan kepemimpinan, oleh karenanya pemimpin wajib berusaha menguasai keadaan lingkungan yang dihadapi menjadi suatu kondisi yang menguntungkan. Untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan upaya/langkah-langkah sebagai berikut : 1. Selalu mengadakan komunikasi. 2. Memiliki kepekaan sosial yang tinggi. 3. Mengetahui kebutuhan materil dan spirituil lingkungan. 4. Memiliki kemampuan inovasi yang menguntungkan lingkungan. 5. Memberikan pertolongan tanpa pamrih dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan dan norma yang baik

Share this

Share on FacebookTweet on TwitterPlus on Google+