Tarakan, Berkerja dibidang seni merupakan sebuah pekerjaan penjiwaan yang butuh pemikiran sehingga dapat meghasilkan sebuah karya cemerlang, seperti hal yang dilakukan pria 52 tahun bernama Amidin, setelah sekian lama malang melintang di dunia seni, baru - baru ini Amidin menghasilkan sebuah karya berupa tirai dengan bahan dasar dari pipa paralon, dan besar kemungkinan besar karyanya ini merupakan yang pertama di Indonesia.
Amidin hijrah ke kota Tarakan pada tahun 1986 dari kota Balikpapan, kemudian bekerja di perusahaan instalatur listrik sebagai juru gambar teknik (gambar bangunan) di Tarakan pada saat itu. Dan pada tahun 1997, dirinya memutuskan keluar dari pekerjaannya dan beralih ke bidang advertising (papan reklame sablon) yang dinilainya sangat berpeluang, karena menurut Amidin di Tarakan saat itu belum ada yang menggarap usaha tersebut dengan baik.
Bermodalkan memiliki bakat seni yang dipelajarinya secara otodidak serta bakat melukis yang dimilikinya, usaha tersebut mulai ditekuninya dengan serius. Walaupun usahanya tersebut sempat mengalami berbagai hambatan, namun ia mampu melewatinya hingga berkembang beberapa tahun kemudian. Seiring waktu, usaha seperti ini mulai marak berkembang di Tarakan.
Dan pada tahun 2005, Amidin memutuskan untuk mundur dari dunia reklame. Dirinya kembali bekerja pada perusahaan teknik listrik, kali ini dibagian perencanaan, pembuatan tiang - tiang listrik, neon box, dan lain sebagainya. “Saat bekerja disinilah saya mulai banyak terinspirasi untuk menciptakan sebuah alat yang dapat dijadikan sebagai peluang usaha,” ujar Amidin kepada Tarakan News, Selasa (02/02).
Suatu waktu, dirinya berpikir untuk membuat tirai dirumahnya dengan bahan yang tidak umum dan terlihat unik. Kemudian ia berpikir membuat tirai berbahan dari pipa paralon. “Lagi - lagi saya dibuat bepikir bagaimana cara mengolah serta menciptakan sebuat alat untuk memotong pipa paralon tersebut,” imbuhnya.
Dua bulan lamanya ia menemukan ide bagaimana cara membuat alat pembelah pipa paralon, sampai akhirnya Adimin menemukan cara bagaimana pipa paralon tersebut dapat dibelah menjadi bilah - bilah yang kemudian dapat dirakit menjadi sebuah tirai yang unik dan minimalis.
“Dua bulan saya pikirkan menciptakan alat tersebut walaupun bokar pasang - bongkar pasang akirnya membuahkan hasil juga,” papar Adimin.
Dari sinilah, dirinya mulai berani memproduksi kembali dan sebanyak 5 buah tirai berhasil dibuatnya. Ternyata, respon masyarakat sangat positif dan penasaran dengan tirai pipa paralon produksinya ini.
“Karena barang ini unik dan belum ada di Indonesia, apa lagi di Tarakan,” ungkap Amidin.
Tidak hanya sampai disitu, jiwa seni yang dimilikinya menggeliat kembali dengan berimajinsi bagaimana tirai karyanya ini dapat lebih menarik dimata pembeli. Dan ia pun akhirnya melukis tirai paralonnya tersebut dengan motif - motif yang sedang trend saat ini, seperti mulai motif pemandangan, motif kartun, motif ornament, hingga motif minimalis.
“Karena saat ini, kebutuhan tirai seperti ini diminati rumah - rumah (tipe) minimalis, guna mempercantik rumah tersebut,” ungkap Amidin.
Diakuinya, hanga tirai ini relatif cukup tinggi dengan pertimbangan bahan baku cukup mahal serta tingkat pengerjaannya cukup rumit, karena harus disulam agar lebih sempurna. Selain itu desain pengecatan juga mengunakan warna dasar terlebih dahulu, kemuadin baru dicat atau di brush sesuai dengan keinginan pembeli, sehingga tirai paralon ini terlihat keunggulan kualitasnya. Untuk satu paralon ukuran 4 inch dapat menghasilkan 1m2 tirai dan untuk tirai ukuran 2 x 2m dibandrol dengan harga Rp 1,6 Juta.
Amidin berharap ada bentuk perhatian dari pemerintah untuk membantu usahanya, karena dirinya butuh modal yang besar, paling tidak pemerintah turut mempromosikan produk tirai paralon ini keluar daerah. Sehingga produk karya buah tangannya ini dapat menjadi icon Kota Tarakan.
“Karena ini merupakan hasil karya dari Tarakan dan belum ada di Indonesia, setidaknya bisa diungulkanlah seperti Batik Tarakan, Udang, Kepiting , Ikan Tipis, dan produk saya ini Tirai Paralon khas Tarakan begitu,” pungkasnya.
OZ – DD, Diskominfo Tarakan
Sumber :
http://tarakankota.go.id/